Kamis, 24 November 2011

Teori Perubahan "Lippit"

TENTANG
LIPPITT’S PHASES OF CHANGE




Disusun oleh:
Kelompok 4
Amalia Zukhra             (1110324032)
Annisa                           (1110324036)
Dedy Briner                  (1110324037)
Devi Yunita Astuti        (1110324030)
Maila Andra Santi        (1110324029)
Nola Asril                     (1110324031)
Rasyidah                       (1110324034)
Ririn Defrita                 (1110324035)
Shinta Margaret           (0810325084)                
Yuliani                         (1110324033)

Dosen Pembimbing : Rika Sabri, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Kom

UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Lippitt’s Phases Of Change”. Makalah ini diajukan guna memenuhi  tugas mata kuliah Keperawatan Dasar I.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

                                                                                    Padang,  November 2011

 

Penyusun















DAFTAR ISI
                                                Halaman
Kata Pengantar…………………………………………………………………i
Daftar Isi……………………………………………………………………… ii
Daftar Pustaka








BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama. Namun bukan berarti semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial. Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan-persyaratan tertentu. Dalam kelompok social yang telah tersusun susunan masyarakatnya akan terjadinya sebuah perubahan dalam susunan tersebut merupakan sebuah keniscayaan. Karena perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi dimanapun tempatnya.
Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar orang, organisasi atau komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial” atau “pola nilai dan norma” serta “peran”. Dengan demikina, istilah yang lebih lengkap mestinya adalah “perubahan sosial-kebudayaan” karena memang antara manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan itu sendiri.
Cara yang paling sederhana untuk mengerti perubahan sosial (masyarakat) dan kebudayaan itu, adalah dengan membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang terjadi di dalam masyarakat itu sendiri, bahkan jika ingin mendapatkan gambaran yang lebih jelas lagi mengenai perubahan mayarakat dan kebudayaan itu, maka suatu hal yang paling baik dilakukan adalah mencoba mengungkap semua kejadian yang sedang berlangsung di tengah-tengah masyarakat itu sendiri.
Kenyataan mengenai perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat dianalisa dari berbagai segi diantaranya: ke “arah” mana perubahan dalam masyarakat itu “bergerak” (direction of change)”, yang jelas adalah bahwa perubahan itu bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor itu mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu bentuk yang baru sama sekali, akan tetapi boleh pula bergerak kepada suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau.
Kebanyakan definisi membicarakan perubahan dalam arti yang sangat luas. Wilbert Moore misalnya, mendefinisikan perubahan sosial sebagai “perubahan penting dari stuktur sosial” dan yang dimaksud dengan struktur sosial adalah “pola-pola perilaku dan interaksi sosial”. Dengan demikian dapat diartikan bahwa perubahan social dalam suatu kajian untuk melihat dan mempelajari tingkah laku masyarakat dalam kaitannya dengan perubahan.

1.2   Tujuan

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mencoba untuk menjelaskan tentang teori perubahan tradisional oleh Lippit, sehingga pembaca mengetahui apa saja yang termasuk cakupan dari teori Lippit.



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA



2.1  Definisi Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah proses dimana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang bersangkutan. Proses perubahan sosial biasa tediri dari tiga tahap:
1.      Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan
2.      Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial.
3.      Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat.
Dalam menghadapi perubahan sosial budaya tentu masalah utama yang perlu diselesaikan ialah pembatasan pengertian atau definisi perubahan sosial (dan  Wilbert E. Maore, Order and Change, Essay in Comparative Sosiology, New York, John Wiley & Sons, 1967 : 3. perubahan kebudayaan) itu sendiri. Ahli-ahli sosiologi dan antropologi telah banyak membicarakannya.
Menurut Max Weber dalam Berger (2004), bahwa, tindakan sosial atau aksi sosial (social action) tidak bisa dipisahkan dari proses berpikir rasional dan tujuan yang akan dicapai oleh pelaku. Tindakan sosial dapat dipisahkan menjadi empat macam tindakan menurut motifnya: (1) tindakan untuk mencapai satu tujuan tertentu, (2) tindakan berdasar atas adanya satu nilai tertentu, (3) tindakan emosional, serta (4) tindakan yang didasarkan pada adat kebiasaan (tradisi).
Anonim dalam Media Intelektual (2008) mengungkapkan bahwa, aksi sosial adalah aksi yang langsung menyangkut kepentingan sosial dan langsung datangnya dari masyarakat atau suatu organisasi, seperti aksi menuntut kenaikan upah atau gaji, menuntut perbaikan gizi dan kesehatan, dan lain-lain. Aksi sosial adalah aksi yang ringan syarat-syarat yang diperlukannya dibandingkan dengan aksi politik, maka aksi sosial lebih mudah digerakkan daripada aksi politik. Aksi sosial sangat penting bagi permulaan dan persiapan aksi politik. Dari aksi sosial, massa/demonstran bisa dibawa dan ditingkatkan ke aksi politik. Aksi sosial adalah alat untuk mendidik dan melatih keberanian rakyat. Keberanian itu dapat digunakan untuk: mengembangkan kekuatan aksi, menguji barisan aksi, mengukur kekuatan aksi dan kekuatan lawan serta untuk meningkatkan menjadi aksi politik. Selanjutnya Netting, Ketther dan McMurtry (2004) berpendapat bahwa, aksi sosial merupakan bagian dari pekerjaan sosial yang memiliki komitmen untuk menjadi agen atau sumber bagi mereka yang berjuang menghadapi beragam masalah untuk memerlukan berbagai kebutuhan hidup.
Salah satu yang membuat teori tentang perubahan yaitu lawrence L. Lippitt. Lawrence L. Lippitt, Ph.D., telah mendalam profesional serta akar keluarga dalam bidang pengembangan organisasi. Dia adalah presiden Lippitt-Carter Consulting dan salah seorang pendiri dari Kelompok Futuring dipilih, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk membawa pada karya Ron Lippitt, ayahnya dan salah satu coinventors Proses Futuring Pilihan. Sebagai seorang konsultan perubahan kepemimpinan dan manajemen dengan pengalaman selama 30 tahun, ia telah membantu perusahaan Fortune 500, organisasi perawatan kesehatan, sekolah, kelompok-kelompok sipil, dan kota pemerintah di seluruh Amerika Utara mencapai tujuan mereka melalui perencanaan strategis, koperasi bekerja sama, lintas fungsional tim pelatihan, dan skala besar seluruh sistem metodologi perubahan.

2.2  Teori Lippit

Lippit (1958) mencoba mengembangkan teori yang disampaikan oleh Lewin dan menjabarkannya dalam tahap-tahap yang harus dilalui dalam perubahan berencana. Terdapat lima tahap perubahan yang disampaikan olehnya, tiga tahap merupakan ide dasar dari Lewin. Walaupun menyampaikan lima tahapan Tahap-tahap perubahan adalah sebagai berikut:
(1)   Tahap inisiasi keinginan untuk berubah
(2)   Penyusunan perubahan pola relasi yang ada
(3)   Melaksanakan perubahan
(4)   Perumusan dan stabilisasi perubahan
(5)   Pencapaian kondisi akhir yang dicita-citakan.
Konsep pokok yang disampaikan oleh Lippit diturunkan dari Lewin tentang perubahan sosial dalam mekanisme interaksional. Perubahan terjadi karena munculnya tekanan-tekanan terhadap kelompok, individu, atau organisasi. Ia berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan penolakan (resistences) untuk berubah. Perubahan dapat terjadi dengan memperkuat driving forces dan melemahkan resistences to change. Peran agen perubahan menjadi sangat penting dalam memberikan kekuatandriving force.
Teori perubahan Lippitt didasarkan pada membawa dalam agen perubahan eksternal untuk menempatkan rencana di tempat untuk melakukan perubahan. Ada tujuh tahapan dalam teori ini dan mereka mendiagnosa masalah, menilai motivasi, menilai perubahan motivasi agen dan sumber daya, memilih objek perubahan yang progresif, memilih mengubah peran agen, mempertahankan perubahan, mengakhiri hubungan membantu. Teori ini dapat digunakan dalam keperawatan untuk perubahan, seperti:
1.      Mendiagnosis masalah. 
Pada langkah ini, pemimpin perawat, perawat staf atau petugas kesehatan perawatan pemberitahuan dan diagnosa masalah. Kebutuhan untuk perubahan ini kemudian dibuat diketahui anggota lain dari staf yang akan terpengaruh, sehingga pertemuan dapat diadakan untuk memutuskan bagaimana untuk maju.

2.      Mengkaji motivasi dan kemampuan. 
Cari tahu apakah orang-orang yang akan terpengaruh oleh perubahan yang bersedia untuk membiarkan hal itu terjadi atau menentangnya. Periksa untuk melihat apakah perubahan dapat dicapai didasarkan pada sumber daya yang tersedia seperti uang. Datang dengan solusi yang akan menangani semua masalah yang mungkin ditemui di jalan untuk berubah.

3.      Mengkaji perubahan terhadap hasil dan manfaatnya. 
Menentukan apakah agen perubahan disewa dari perusahaan lain memiliki apa yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan cara stamina, penerimaan pengalaman, oleh perawat dan staf lain, keinginan tulus untuk melihat proyek perubahan berhasil dan kepribadian yang tepat.

4.      Menetapkan tujuan untuk mengimplementasikan perubahan. 
Rencana tersebut harus berisi langkah-langkah rinci yang mencakup jadwal dan tenggat waktu. Tanggung jawab tersebut kemudian ditugaskan untuk semua pihak yang terlibat dalam membuat perubahan terjadi.

5.      Tentukan peran agen perubahan. 
Biarkan setiap orang yang bekerja pada proyek perubahan tahu apa peran agen perubahan eksternal akan sehingga tidak akan ada kebingungan terhadap apa pekerjaannya, dengan demikian mencegah kesalahpahaman atau kebencian.




6.      Mempertahankan perubahan. 
Dalam langkah ini teori perubahan Lippitts itu, proyek perubahan dimonitor untuk kemajuan. Semua pihak yang terlibat dalam proyek perubahan berkomunikasi satu sama lain dan agen perubahan untuk memperbarui diri mereka sendiri tentang kemajuan tugas individu mereka.

7.      Hentikan bantuan. 
Pada tahap ini, agen perubahan eksternal dibiarkan pergi oleh siapapun mempekerjakan dia dan diawasi karyanya. Pada tahap ini perubahan dibuat permanen dengan menciptakan aturan-aturan dan kebijakan yang harus diikuti. 

2.3  Bagan Tahapan Perubahan Lippit

Langkah 1
Menetukan diagnosa
 




 







Langkah 7
Penghentian bantuan

 
                   

BAB III

KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut, penulis menyimpulkan :
1.      Terdapat tiga tipe perubahan yaitu: perubahan peradaban, perubahan, budaya dan perubahan sosial.
2.      Suatu perubahan dimasyarakat selamanya memiliki mata rantai antara  elemen yang satu dan eleman yang lain.
3.      Pada masyarakat yang tergolong bersahaja relatif jarang dan lamban terjadinya perubahan-perubahan.
4.      Pendidikan adalah institusionalisasi yang merupakan proses penting untuk membantu berlangsungnya transformasi potensi-potensi umum perubahan sehingga menjadi kenyataan sejarah.
5.      Lippit memandang teori perubahan dapat dilaksanakan dari tinjauan sebagai seorang pembaharu, dengan memperkenalkan terjadinya perubahan.
6.      Lippit membagi tujuh langkah untuk dapat mengadakan perubahan, yaitu : menentukan diagnosis, pengkajian motivasi dan kemampuan, pengkajian hasil, penetapan tujuan, penetapan peran pembantu, mempertahankan hasil, dan penghentian bantuan.

3.2  Saran

Dari penjabaran diatas, penulis menyarankan agar perawat mengerti konsep perubahan dan dapat menerapkannya dilapangan.





Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan. Error! Hyperlink reference not valid. [5 September 2009]
Alpizar. 2008. Islam dan Perubahan Sosial. Error! Hyperlink reference not valid.[8 September 2009]
Assa’di Husain. 2009. Islam dan Perubahan Sosial. Error! Hyperlink reference not valid. [5 September 2009]
Dankfsugiana. 2008. KONSEP DASAR KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN.http://dankfsugiana.wordpress.com/2008/04/22/konsep-dasar-komunikasi-sosial-dan-pembangunan/ [5 September 2009]
Soekanto, S. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo.
Hendropuspito. 1989. Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: Kanisius.
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar